Rabu, 14 April 2010

Dikarang oleh: Ami Mahzum Baisa

Alkisah, kerajaan Saudi Arabia memutuskan membangun kebun binatang. Kerajaan ingin agar warganya tidak hanya mengenal onta, tetapi bisa juga mengenal berbagai jenis binatang lainnya yang ada di muka bumi ini, seperti jerapah, macan, badak, kuda nil, ular, berbagai jenis burung, monyet hingga gorila. Di samping itu, kerajaan juga ingin menghemat devisa, karena orang Saudi kalau mau melihat kebun binatang biasanya mereka pergi ke San Diego di Amerika Serikat, atau pergi ke berbagai kebun binatang terkenal di Eropa, bahkan terkadang sampai ke Brazil.

Untuk membangun kebun binatang terbesar di Timur Tengah, didatangkanlah tenaga kerja dari berbagai negara, terutama dari negara-negara yang selama ini memasok tenaga kerja di Saudi seperti dari Philipina, India, Pakistan, termasuk dari Indonesia. Karena dari Indonesia terutama dibutuhkan tukang batu dan tukang kayu, maka yang banyak dikirim adalah orang Tegal.

Singkat kata, selesailah pembangunan kebun binatang tersebut. Rencananya, seminggu lagi kebun binatang akan diresmikan. Raja Abdullah sendiri yang akan meresmikan dan memotong pitanya. Berbagai binatang segera didatangkan dari berbagai penjuru dunia untuk mengisi kebun binatang tersebut. Kerajaan membentuk panitia atau menunjuk penanggungjawab tersendiri untuk setiap jenis binatang.

Hingga kurang 1 hari, petugas kerajaan yang bertanggungjawab untuk mengisi kandang gorila terlihat kelabakan. Mereka belum bisa mengisi kandangnya. Gorila yang sedianya didatangkan dari Indonesia masih tertahan di pelabuhan India karena cuaca laut yang buruk. Ributlah di antara panitia gorila itu. Mereka bingung, bagaimana caranya mendatangkan gorila dalam 1 hari?

Akhirnya ada yang usul, untuk sementara mereka bisa memakai orang yang mengenakan kostum gorila. Maka hari itu juga langsung diadakan sayembara. Para tenaga kerja yang masih menunggu jadual pulang dikumpulkan kembali. Panitia pun mengumumkan sayembara tersebut, bahwa siapa yang bisa akting seperti gorila akan diberi peran sebagai gorila selama beberapa hari, sampai gorila yang sebenarnya datang. Panitia menjanjikan hadiah yang cukup menggiurkan.

Maka ramailah orang ikut sayembara itu. Singkat kata, orang yang bisa memerankan akting dan gerak-gerik gorila dengan sempurna akhirnya bisa ditemukan. Dia adalah seorang tenaga kerja Indonesia asal Tegal.

Esoknya, pada hari peresmian, gorila Tegal itupun mulai beraksi. Kandangnya persis bersebelahan dengan kandang macan. Banyak penonton puas melihat berbagai atraksi yang dipertontonkan oleh gorila, dari mengupas pisang, menggoyang ekor atau pantatnya, hingga gerakan-gerakan lucu lainnya.

Sesekali gorila mendekati kandang macan, setelah dekat badannya berbalik dan pantatnya digoyang-goyang di depan muka sang macan. Maksudnya gorila mungkin meledek sang macan. Atraksi ini termasuk yang sangat disukai oleh para penonton.

Pada hari ke-3 sejak kebun binatang dibuka, datanglah musibah. Petugas yang biasa memberi makan binatang lupa menutup pintu sekat yang memisahkan gorila dan macan. Karena antara kandang gorila dan macan sekatnya terbuka, masuklah si macan ke dalam kandang gorila.

Sambil menggeram, macan berusaha mendekati gorila. Gorila yang diperankan orang Tegal itu ketakutan yang amat sangat. Gorila berusaha lari ke pojok depan. Macan ikut mendekat ke pojok depan. Gorila lari ke belakang, macanpun ikut lari ke belakang. Macan itu terus menggeram sambil berusaha mendekati gorila. Sampai akhirnya gorila kelelahan dan pasrah di salah satu sudut kandang.

Dalam kepasrahan, gorila Tegal berteriak lirih:
"Ya Allah, iloken aku pan mati dipangan macan nang Saudi?"
Saat macan mendekat, dari mulut macan tiba-tiba keluar suara:
"Raimu Tegale nang endi?"
Setengah lemes dan kaget gorila Tegal langsung ngomong:
"Ya Allah, raimu tah kunyuk nemen yakin ngerjani aku. Aku kosih lemes pan mati, raimu esih ngejar bae. Aku Tegale nang Slawi."
Sambil berjalan menjauh dan kembali masuk ke kandangnya, macan berkata:
"Aku ning Lebaksiu..",
"lah si dasmat nang endi kiye?",
"dasmat nang kandang sebelah ra, nang kandang bruang"
"lah terus?"
"nang kene wonge dewek kabeh daning tegal, seng asli zarofahe tok soale angel si ditiru, duwur mangkrung-mangkrung"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar