disepertiga rambatan malam
yang mulai menyingkap tabirnya
bibirku bergetar lirih menahan malu
mengeja alif-lam-mimMu
dengan lirihan di hamparan iqro'Mu
jiwa mulai terhanyut.
angin pun enggan bergerak
lukisan sabit yang melengkung
seakan malam terasa berhenti
dada ini sesak
terhimpit malu untuk menengadahkan tangan.
telaga syairMu tetap mengalun
memberi nafas yang dalam.
hanya meratap, tanpa betatap dalam sujud
hanya meminta, tanpa ingin dipinta
hanya membiarkan hidup terbalut kemegahan dunia
tanpa mengerti untuk apa aku ada dsini
memutar titik lemah imanku.
menjadikan aku sehina tetes mani
yang telah kau fitrahkan.
ni terasa begitu nyata, Tuhan
ditampar malu.
malu mengaku sebagai hamba
yang selalu melupakanMu
Rabu, 23 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)